Minggu, 30 Juli 2017

so deep




Mereka gak pernah tau bagaimana kami menjalani hidup sebagai korban bullying. Mungkin mereka hanya berfikir itu hal yang sangat sederhana, tapi bagi kami itu adalah hal yang sangat luar biasa. Kami ingin keluar rumah dengan perasaan tenang tanpa rasa takut, kami pun tidak merasa aman di dalam rumah seorang diri karna kami pun ingin memiliki keberanian dan hidup seperti mereka yang pemberani. Bahkan ketika kami mengingat saat saat kami diperlakukan tidak baik, kami stress, kami ingin mengakhiri hidup. Tetapi kami pun ingin hidup bahagia, hidup sukses, hidup dengan keberanian seperti mereka.

Rabu, 05 Juli 2017

Tuhanku amat menyayangiku



        Honestly, akhir-akhir ini aku cukup memaksa Tuhan. Bukan merayu, tetapi memaksa. Memaksa untuk aku bersama laki-laki yang namanya selalu ku sebut dalam do’a, hingga aku melupakan bahwa Tuhanku amatlah cemburu dan sangat tidak suka kalau hambanya mencintai sesama makhlukNya lebih dari mencintaiNya. Saat ini aku sangat kecewa, sangat sedih, sangat marah, dan sangat terpuruk, tapi aku mulai meyakinkan diriku sendiri bahwa semua ini adalah jalan yang Tuhan berikan, bahwa ini adalah skenario yang Tuhan tulis dengan tujuan yang sangat amat baik. Aku meyakinkan diriku bahwa tuhan ingin aku selalu mencintaiNya lebih dari apapun, karna aku sadar akhir akhir ini aku beribadah dengan gelisah karna laki-laki itu. Aku mulai memikirkan bagaimana cara menjadi wanita cantik, sempurna dan cocok ketika bersanding bersama laki-laki yang sedang aku usahakan ini. Aku sadar aku mulai mencintai sesama makhlukNya dengan nafsu bukan karna Allah.

Selasa, 20 Juni 2017

Pulau Rindu

Pulau Rinduku

Bukan waktu yang sebentar aku memendam rasa rinduku ini untukmu yang bahkan tak pantas menerima rindu dariku. Kamu yang pernah membuatku merasa frustasi dan ingin mengakhiri dunia ini. Sebelumnya aku tidak memiliki alasan untuk merindukanmu dan untuk bertemu denganmu. Tapi saat ini aku mendapatkan alasan yang cukup untuk merindukanmu dan bertemu denganmu, walau talk sanggup rasanya untuk melihat wajahmu yang mungkin tak seceria dulu. Aku ingin memelukmu untuk waktu yang lama dan berkata "it's oke, aku di sini, ini bukan akhir. Ini awal, awal kamu memahami dunia yang tak seindah harapan. Kita masih punya waktu banyak banget setelah kamu keluar." seperti itu lah yang sangat ingin ku ungkapkan. Sejujurnya aku tidak menginginkan moment ini terjadi tapi inimoment satu satunya yang bisa aku jadikan alasan untuk menemui mantan lelakiku yang aku rindukan. Tolong untuk tidak terlihat menyedihkan, dan tolong segera bebas dan menghirup udaha kebebasan bersamaku lagi. I will trust you, apapun yang orang pandang sekarang. Aku akan percaya bahwa kamu orang baik, bahwa kamu orang yang tidak seperti apa yang mereka lihat.

Salam rindu

penunggumu

Minggu, 02 April 2017

Tepat 4 tahun yang lalu


03/04/2012

Setelah ku rencanakan sebuah acara sejak siang tadi di sekolah, tapi tak seorang pun dari DEKASYENA dapat memastikan datang. Saat ini dengan kegelapan aku memeluk bantal panjang yang biasa disebut guling ini dengan perasaan resah memikirikan acara besok untuk apa kuadakan kalau dekasyena tidak lengkap. Ya benar, aku sudah terlanjur ketergantungan kepada mereka bertiga. Ku ubah posisi tidurku, tetap tidak ada bedanya, tidak terasa mengantuk sedikitpun. Tiba tiba “Happy birthday to you...” nyanyian itu pun terlantun sangat amat indah. Tampaklah syerin, dika, dendy berdiri di depan pintu kamarku yang biasa tak kututup karena aku punya ketakutan yang berlebihan didalam kamar seorang diri. Perasaan resah tadipun hilang begitu saja. Syerin memegang kue berwarna coklat dengan hiasan lilin yang apinya menyala berwarna orange cantik dan seperti bodyguard dika dan dendy berada di samping kanan kiri syerin. Aku perlahan menghampiri mereka dengan perasaan sangat bahagia tapi entah apa yang harus aku katakan pertama kali, jantungku melompat- lompat rasanya. “di depan aja yu” ajak syerin sambil menjaga api agar tetap menyala. Bergegas ku cari jaket berwarna biru dongker yang tergantung di belakang pintu, ku pakai untuk menutupi tangtop biru dongkerku. Dengan celana setengah paha, ku langkahkan kakiku keluar kamar dan melihat si jay yang menyeringai menatapku, membuatku merasa semakin malu dan mendadak bisu. kami buat formasi lingkaran dan syerin meletakkan kue di tengah tengah kami. Gue gak nyangka kalian bikin surprice kayak gini, gue kira kalian lupa, dalam hati aku berkata. “Tiup onel” suara lembut syerin menyadarkanku, ku tiup api yang berkobar cantik itu dan semua berteriak “yeeeeee”. Akhirnya aku berucap “thank you ya, gue gak nyangka”.

“ngambek ya? Dikira kita gak pada lupa ngucapin?” ledek dendy.

“enggak yeeeee.. gila kaliiiiii” sahutku malu.

“ah palingan udah tau dia kita mau bikin surprice, tadi aja pura pura tidur” ledek dika lagi.

“demi Allah gak tau, orang gua gak bisa tidur itu” tegasku

“boong” sambar dendy.

“euhhh.. perjuangan na bikinnya” ucap syerin sambil menatapku, tak henti ku tatap wajah mereka satu persatu dengan penuh doa Ya Tuhan, jangan biarkan waktu ini berlalu. “kenapa emang?” tanyaku penasaran. “kita ujan-ujanan beli kue tadi soree” “iya, terus mixer rusak. Syerin parah dirusakin punya orang” sambar dika, memotong cerita syerin. Gak kuat mungkin dika kalo cuman dengerin syerin cerita. “iya, mixer pinjem ke tetangga dika eh malah dirusakin. parah emang syerin” dendy mengobarkan bara yang dibuat oleh dika, sudah biasa dengernya hahaha. “terus gimana?” tanyaku semakin penasaran. “yaudah gak usah pake mixer lah dikocok tangan aja biasa” lanjut syerin “jadinya gini deh gak karuan”. “iya ih pas gua liat juga, jijik banget si syer begitu bentuknya” ucap dendy menyeringai geli mewakili bayangannya. “ih emang lu doang, gua juga geli liatnya, kok jadi gini” sambung syerin. “dapur gua ancur...” dengan cara bicara dika yang membuat semua orang tertawa “berantakan banget na, sebel gua euhhhhh” meledek ke syerin dan dendy. “sabar ya dik, thank you lohhh” ucapku kepada mereka. Jay yang sedari tadi memilih untuk duduk di teras sambil merokok santai. Aku hampir lupa untuk mengajak dia bergabung. Ku ajak dia bergabung untuk berfoto, setelah foto dendy membuat game dengan hukuman untuk yang kalah memakan kue tersebut. Sedari tadi kue tidak ada yang mau makan, karena terlihat sekali manisnya kue itu. Entah efek ngantuk atau efek mengalah karna ulang tahun, aku kalah terus dan memakan kue sampai habis setengah dari kue utuh tadi. Karna mual terlalu manis dan agak bau amis, aku mendorong kue tersebut dengan air agar cepat berlalu di mulut. Tak terasa jam dinding menunjuk pada pukul 02.58, terlihat semua mata kelelahan, jay pamit pulang karna nanti pagi harus bersiap sekolah. Sedangkan dika, dendy, syerin menunggu matahari terbit di rumahku. Aku gelarkan beberapa lapis selimut tebal di depan tv untuk sekedar mengistirahatkan mata dika dan dendy, syerin ku ajak tidur dikamarku yang hanya cukup untuk dua orang tidak lebih.
Pukul 05.00 syerin dan aku bangun. Aku bersiap-siap untuk mengantar syerin, sambil memakai jaket dan memakai rok ku bangunkan dendy dan dika. “bangun udah jam lima, pada pulang gak? Gua mau nganter syerin” ucapku sambil sibuk memasang rok. “iya” jawab mereka, “kok iya? Gua tinggal ya?” tegasku lagi. Mereka hanya menganggukan kepala, mata tetap terpejam. “udah biarin dan na, kasian mereka.”
Aku siap mengantar syerin dengan motor beat berwarna biru, ku panaskan mesin motor beberapa menit lalu ku taekan motorku dan syerin menyusul duduk dibelakangku. Ku jalankan motorku, jalanan masih terasa nikmat, udara yang masih bersih untuk dihirup dan jalanan yang cukup sepi, masih jarang kendaraan. 

“thank you ya syer, gue balik dulu. See you” 

“iya na, ati-ati. See you too” jawab syerin sambil membuka gerbang kost-kostan.

Sesampainya di rumah, aku mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. Dengan seragam berwarna hijau yang sering diledeki “kayak lemper” dan kerudung berwarna putih ku bangunkan dika dan dendy. Merak pun duduk ditempat  dengan mata tertutup. “melek masha Allah, udah jam berapa ini. Belom kan pada pulang, belom siap siapnya. Telat nanti” tegasku berdiri didepan mereka. Mereka pun mengangguk dan berdiri, “pulang ya na” sambil menyambar jaketnya dendy berjalan oleng keluar diikuti dika.
Tanggal 3 paling hebat. Terimakasih atas memori indah yang kalian kasih. I love u till the die.

Jumat, 10 Maret 2017

Jumpa kamu sang selebriti





 Jumpa Kamu Sang Seleb 

 Dendy
Ada pertanyaan yang cukup membuat tersedak saat aku sedang makan malam bersamanya. “Kenapa lu masih mau nyamper gua?” terlintas di otak ku jawaban ‘karena gua sayang mas gua’ hanya saja sepertinya aku mendadak mengalami tip of the tounge. Aku menjawab “maksudnya?” dia pun menjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut “ya kenapa lu masih mau nyamper gua, sedangkan gua gak pernah ada buat lu” entah itu pernyataan atau pertanyaan, yang pasti aku geli mendengarnya hahaha. Aku menjelaskan “karna kalo gua gak mau nyamper lu karna lu gak pernah ada buat gua, berarti gua masih pikiran bocah. Sekarang gua punya prinsip, gua gak mau bales dendan dengan cara seperti orang memperlakukan gua. Tapi gua mau bales dendam dengan cara membuat diri gua lebih baik.” Padahal dalam hati aku memiliki jawaban lain yaitu kamu satu satunya sosok yang bisa membuatku merasa nyaman seperti bersama abangku sendiri, aku bisa bersikap seolah aku berusia 8 tahun, aku bisa membuatmu seolah benci kepadaku, aku bisa membuatmu bersikap seolah akulah manusia paling menyedihkan di dunia dan yang terpenting aku bisa melepaskan semua beban yang aku pendam selama ini. Saranghae mas, tetap menjadi masku yang perhatian.